Tribratanews.polri.go.id – Lombok. Kapolda NTB, Irjen Pol. Mohammad Iqbal, S.I.K., M.H., menginisiasi silaturrahmi dan doa bersama sebagai upaya mewujudkan kedamaian bersama tokoh NU-NW, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh adat serta semua elemen masyarakat se-Provinsi NTB, Rabu (6/1/2020).
Tampak hadir dalam acara tersebut, Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI A Rizal Ramdhani, M.Han., Ketua DPRD NTB Isvie Rupaeda, Mustasyar PBNU yang juga pengasuh Yayasan Ponpes Qamarul Huda Bagu TGH. Lalu Turmudzi Badruddin, Ketua MUI NTB, Prof. H. Syaiful Muslim, Ketua PWNU NTB Prof. Dr. TGH. Masnun Tahir, M.Ag., para tokoh agama dan masyarakat, tokoh pemuda Lombok Tengah, para tokoh organisasi NW, dan para Pejabat Utama Polda NTB.
Di hadapan para tokoh, Kapolda menyampaikan peran penting para ulama dan tokoh masyarakat yang menjadi kunci utama dalam penyelesaian setiap permasalahan yang ada.
“Kami tidak bisa bekerja dengan maksimal apabila tidak dibantu oleh semua stakeholder dan semua elemen, sekaligus yang paling penting terutama adalah doa dan peran para ulama, para tuan guru,” ungkap Kapolda.
Kapolda juga menambahkan, hampir semua undangan kegiatan silaturrahmi dan doa bersama hari ini hadir. “Alhamdulillah wa syukurillah, pagi ini kalau boleh saya mengatakan hampir semua undangan hadir, ini sangat membahagiakan saya,” terang Kapolda.
“Saya dinasehati oleh Ayahanda Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Turmudzi Badruddin, Pak Kapolda, insya Allah kalau niatnya baik, insya Allah, Allah akan mengatur dan menyusun apa yang menjadi atau diniatkan,” tuturnya dikutip Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto S.I.K, M.Si.
Selain itu, Kapolda juga mengatakan, silaturahmi dan doa bersama yang digelar merupakan salah satu upaya dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas).
“Semoga dengan kita duduk bersama, bersilaturrahmi dan berdoa, semua permasalahan akan segera mendapatkan titik temu dan solusi. Amin,” harapnya.
Sementara itu, Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah, menuturkan awal kepemimpinannya, di mana perekonomian NTB pada kwartal III tahun 2018 paling rendah se-Indonesia, karena bencana gempa bumi sehingga kontraksi ekonomi berada di angka 13,39 persen.
“Saya mengetahui nilai ekonomi sebesar itu, bikin merinding. Yang terbayang adalah kemiskinan, pengangguran tidak bisa dibendung. Alhamdulillah, berkat doa para ulama, tuan guru, kita lalui tahun yang berat itu. Saya berkeyakinan masih ada cahaya di lorong gelap itu yang terlihat,” ungkap Gubernur.
Selain itu, Dari Perwakilan Nahdlatul Ulama (NU) NTB TGH Ma’rif Makmun Diranse menyampaikan, terkait persoalan penggantian nama Bandara Internasional Lombok (BIL) pihaknya meminta agar sama-sama menempatkan kedamaian sebagai faktor utama. Sesuai tema acara hari ini adalah umat bersatu, NTB damai.
“Persoalan bandara jangan diributkan, jangan sampai membenturkan pemuka-pemuka atau pimpinan NU dan NW. Karena mereka (warga NW, red) adalah sahabat atau teman. Di antara kami ada hubungan emosional, ada hubungan silsilah keguruan dan lain-lain. Karenanya, kami warga Nahdlatul Ulama meminta agar permasalahan nama bandara, jangan dikait-kaitkan dengan NU dan NW,” lanjut Pimpinan Ponpes Manhalul Ma’arif Darek itu.
Adapun perwakilan organisasi Nahdlatul Wathan (NW) TGH Yusuf Makmun mengatakan, dalam kehidupan pasti beriringan dengan masalah. Namun permasalahan tidak semestinya menjadikan tercerai berai, sehingga berakhir dengan konflik sosial berkepanjangan. Pihaknya berharap perbedaan yang ada khususnya terkait nama bandara disikapi dengan arif dan bijaksana.
“Semoga perbedaan jangan menjadikan suatu masalah, karena sudah sewajarnya dalam hidup pasti ada masalah, mari jadikan perbedaan menjadi sebuah kebersamaan, serta soal nama bandara, kami menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah,” tandasnya.