Polrinews.com – Polda Papua belum mengetahui skala kekuatan dan senjata yang dipergunakan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB), yang juga mengklaim diri sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), dalam serangan-serangan terhadap pasukan TNI dan Polri.
Kondisi ini tampak nyata ketika kelompok ini melancarkan aksi penyerangan terhadap pusat polisi di Kampung Pogapa, Intan Jaya, di bagian tengah Papua, pada 30 April 2024. Konflik tersebut menimbulkan korban jiwa seorang penduduk setempat dan juga berakhir dengan pembakaran fasilitas sekolah, SDN Inpres Pogapa.
“Kami sampai saat ini belum menahui secara pasti berapa jumlah pasukan mereka. Ketika mereka memasuki desa, tantangan utama kami adalah membedakan antara mereka dengan penduduk lokal,” ungkapan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, dikutip dari tribratanews pada Senin, 6 Mei 2024.
Menurut Ignatius, KKB melaksanakan serangan ke Polsek Homeyo dan pos Komando Rayon Militer 1705-05/Homeyo yang terletak di Kampung Pogapa, Intan Jaya, dari beberapa arah sekaligus dan serangan itu berlangsung dari empat penjuru.
Baca Juga : Serangan KKB Terhadap Jamaat Gereja di Distrik Borme Pegunungan Bintang
Dalam serangan tersebut, KKB menembak mati Alexsander Parapak, seorang muda berumur 20 tahun yang beretnis Toraja dari Sulawesi Selatan, di salah satu warung.
Hari berikutnya, tanggal 1 Mei 2024, kekerasan pun berlanjut dengan pembakaran SDN Inpres Pogapa oleh KKB. Situasi ini membuat pihak keamanan kesulitan untuk mengatasi serangan dari TPNPB-OPM.
Ignatius menyatakan bahwa kelompok bersenjata itu melakukan penyerangan dan berhasil menyatu dengan penduduk Desa Homeyo. “Bila mereka sudah bercampur dengan warga sipil, itu sangat menyulitkan,” terangnya.
Adanya fenomena inilah yang menjadi hambatan utama bagi TNI dan Polri dalam melakukan penindakan. “Inilah sebabnya mengapa Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) menginstruksikan, ‘Jika kalian ingin bertempur, jangan melakukannya dengan cara seperti ini. Baiklah, saya telah menyiapkan lapangan tertentu untuk sebuah pertempuran secara langsung.’ Maksudnya, mereka selalu berada di belakang warga sipil,” jelas Ignatius.
Ignatius melanjutkan bahwa bila situasi berkelindan dengan warga sipil, pihak keamanan akan mendapati kesulitan dalam membidik sasaran yang tepat terhadap KKB.
“Bila kami membalas tembakan dan mengenai seseorang, mereka akan mengklaim bahwa itu adalah warga desa. Hasilnya, mereka akan menuduh serangan dari TNI dan Polri menimbulkan korban sivil,” tuturnya.
Baca Juga : Operasi Damai Cartenz Berhasil Tindak Tegas 5 Anggota KKB di Intan Jaya
Lebih lanjut, ia mengungkapkan sudut pandang Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri, tentang pentingnya “menyiapkan lapangan untuk adu kekuatan” guna memisahkan antara anggota KKB dan militer. “Benar, tujuannya agar kita dapat membedakan siapa musuh dan siapa sekutu,” kata Ignatius.
Ini menyangkut pendekatan penyerangan yang digunakan oleh KKB, yang seharusnya tidak menyatu bersama warga sipil sebagaimana terjadi dalam kontak senjata di Distrik Homeyo.
“Intinya, mereka tidak seharusnya menggunakan taktik semacam itu. Jika ingin mengukur kekuatan, harusnya dalam sebuah pertarungan yang sebenarnya,” ungkap Ignatius.
“Sudah diketahui bahwa itu adalah kelompok tertentu. Namun, kami belum mampu mengestimasi jumlah personel mereka ataupun jenis senjata yang mereka miliki,” lanjut Ignatius.
Selama serangan itu terdengar suara tembakan dari empat arah yang berbeda. “Itu berarti mereka mempunyai arsenalsenjata di setiap sudut,” tambahnya. Dalam serangan ini, Ignatius menduga bahwa KKB terpecah menjadi beberapa kelompok kecil.
Pada tahap paska-serangan tersebut, Polda Papua berencana untuk mengirimkan tambahan bantuan sebanyak tiga tim brigade mobil dari Brimob yang berjumlah 30 orang ke Kampung Pogapa.
Menurut Ignatius, keamanan pasca-serangan memerlukan penguatan di sisi pengamanan dari gabungan TNI-Polri. Keadaan di Pogapa kini belum sepenuhnya aman meskipun sudah dapat ditangani sementara.
Baca Juga : Serangan KKB di Papua: Tiga Pekerja Tewas, Dua Luka dalam Pembangunan Puskesmas
Dapatkan informasi terupdate berita kami. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media polrinews lainya.